Selasa, 05 Mei 2015

Hakikat Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia



2.1. Makna IPTEKS
Penulis mengatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi kemakmuran materi. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru antara lain : teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung (metalurgi), teknologi transportasi, dan lain-lain. Begitupula dalam perkembangan ilmu sosialterdapat hibrida dalam berbagai disiplin ilmu seperti psikologi sosial, geopolitik, komunikasi politik dan lain-lain.
Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru tersebut, kita dapat memperoleh hasil, misalnya : (Alisyahbana, 1980).
·      Penggunaan teknik nuklir, orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radio aktif, dimana zat ini dapat di manfaatkan untuk maksud damai. Misalnya untuk keperluan bidang kesehatan (sinar rontgen), di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit, untuk mendapatkan energi tinggi.
·      Penggunaan teknologi hutan, seperti kita ketahui, hutan mempunyai banyak funggsi kertas, industri kayu lapis atau bahan bangunan, berfungsi untuk tempat penyimpanan air, objek periwisata, dan lain-lain.
Sudah menjadi sifat umum dari manusia bila telah terpenuhi satu keinginan maka akan timbul keinginan yang lain atau menambah apa yang telah tercapai, dan setiap orang tidak ingin mengalami kesulitan, tetapi setiap orang akan berusaha dalam setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan. Kemudian itu didapatkan antara lain dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Misalnya antara lain : (Alisyahbana, 1980).
·      Dengan teknik modern, dari teknik mengendalikan aliran air sungai, petani mendapatkan kemudahan dalam memperoleh air. Bendungan dapat di manfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik mempermudah ibu-ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya.


·      Dengan teknik medern dapat di buat bermacam-macam media pendidikan, seperti OHP, slide, film strip, TV, dll. Yang dapat mempermudah para pendidik dalam melaksanakan tugas.
Penulis berpendapat bahwa pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menungkinkan :
              a.          Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah
             b.          Meningkatnya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya
Perkembangan teknologi semakin cepat dan rumit. Istilah nanoteknologi sekarang mulai populer di masyarakat. Teknologi ini bahkan sekarang menjadi tren riset dunia, khususnya negara-negara maju. Eropa dan amerika merupakan pelopor dalam investasi risek di bidang teknologi tersebut, di ikuti Austrialia, Kanada, dan negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, RRC, Singapura. (Malihah, 2006).
Istilah nanoteknologi pertama pertama kali diperkenalkan oleh peneliti jepang Norio Taniguchi pada  tahun 1974. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih kecil dari satu micrometer (seperjuta meter). (Malihah, 2006).  
Pengertian yang terkandung dalam kata nanoteknologi yang berkembang saat ini lebih dan sekedar miniaturisasi dalam skala nanometer (sepermiliar meter), tetapi istilah dari teknologi dengan aplikasi yang sangat luas melingkupi hampir di seluruh kehidupan manusia. (Malihah, 2006).

2.2. IPTEKS Dan Nilai
Penulis mengungkapkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak sangat cepat, sehingga perlu ditanggapi dan di persiapkan dalam menghadapinya sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Dalam menghadapi IPTEK masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan memanfaatkannya.
Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi , maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mngelola dan senantiasa menyesuiakan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut. (Effendi, 2010).
Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. (Effendi, 2010).
Teknologi mempunyai dua komponen utama yaitu : (Effendi, 2010).
a)    A hardwere aspect, meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi sebagai objek fisikal atau material.
b)   A software aspect, meliputi sumber informasi yang memberikan penjelasaan mengenai hal-hal peralatan fisik atau material tersebut.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan Ipteks yang sangat pesat, dirasakan perlu mencari keterkaitan antara system nilai dan norma-norma denganperkembangan tersebut. (Effendi, 2010).
Menurut Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan Ipteks ilmuwan dapat dikelompokan dalam tiga kelompok : (Sopian, 2011).
a)    Kelompok yang menganggap Ipteks modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ipteks modern dengan mencari aturan-aturan yang sesuai.
b)   Kelompok yang bekerja dengan Ipteks modern, tetapi juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak baik bagi kemanusiaan dan moral manusia.
c)    Kelompok yang percaya adanya Ipteks yang baik, bermoral, berkeTuhanaan dan berusaha membangunnya.
Demikian perkembangan ipteks hendaknya dilandasi dengan nilai moral kemanusiaan karena iptekb diciptakan sebagai pemanfaatan anugrah terbesar yang dimiliki manusia yaitu akal pikirannya, sehingga manusia akan lebih mendekatkan dirinya dengan pencipta-Nya. (Sopian, 2011).





2.3. Manusia Sebagai Subjek Dan Objek IPTEKS
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagi kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain : (Effendi, 2010).
                                 a.     Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan
1)        Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut dihadapkan manusia dapat menggunakan waktu dantenaga lebih efektif dan efisien.
2)        Produksi pupuk buatan dapatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil, sehingga produksi pangan dapat ditngkatkan.
3)        Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik pemulian yang semakin canggihdapat ditemukan bibit unggul seperti jenis padi dapat menciptakan VUTW ( varietas unggul tahan wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi perah dan bermacam-macam jenis unggul lainnya.
4)        Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yang besar serta tidak berbiji.
5)        Teknologi pengolahan pasca panen, seperti pangalengan ikan, buah-buahan, daging dan teknik pengolahan lainnya.
6)        Budidaya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia. (Effendi, 2010).

                                b.     Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh informasi dari daerah yang sangat jauh, sehingga penggunaan waktu sangat efisien. (Effendi, 2010).
                                 c.     dalam bidang pertahanaan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanaan wilayahnya dengan baik. Sayangnya senjata itu digunakan secara semena-mena. (Effendi, 2010).

2.4. Dampak Penyalahgunaan IPTEKS Bagi Kehidupan
Penulis berpendapat, teknologi diciptakan manusia untuk membantu meringankan segala aktivitas kehidupannya demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Banyak sekali pemanfaatan  teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, sebagaimana telah dijelaskan. Namun sebaliknya Ipteks  juga akan berdampak buruk apabila manusia justru menyalahgunakannya.
Disamping memudahkan aktivitas manusia dalam memperjuangkan kelanjutan hidupnya kemajuan teknologi juga mempermudah perbuatan jahat, apabila manusia menyalahgunakannya, contohnya kendaraan bermotor memudahkan perampokan, seringkali kita lihat penjambretan dilakukan perampok sambil mengendarai motor, atau kendaraan lebih memudahnya membawa barang-barang hasil perampokan serta menjualnya ditempat yang jauh dari tempat dimana barang-barang tersebut dirampok. (Malihah, 2006).
Penulis menambahkan bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi disamping menambah pengetahuan yang luas, juga berdampak negatif, seperti televisi, film, internet dan sebagainya menyebarkan gaya hidup ideal dan konsumtif. Acara televisi yang tidak bermoral membentuk suatu generasi yang tidak bermoral. Nilai-nilai dan etika kesopanan seakan hilang begitu saja. Pornografi dan pornoaksi dan tayangan lain yang tidak mendidik membentuk individu-individu menjadi tidak beradab. Kemajuan teknologi transformasi memajukan perjalanan banyak orang ke seluruh pelosok dunia (terutama negara-negara maju). Mereka itu yang melakukan travel dan menyebarkan gaya hidup barat sehingga menimbulkan imperialisme budaya di negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia. Imperialisme budaya itu berbarengan dengan imperialisme media massa. Cara pemberitaan, siaran hiburan televisi, perilaku penyiaran, standar program siaran dan isi media cetak mencontoh atau dipengaruhi sistem media barat. Cara berpakaian perempuan meniru gaya barat yang dinamakan global life style.
Kemajuan dalam mengetahui kemampuan kognitif dan kesehatan manusia secara genetika membantu pendidikan dan program penyembuhan. Tetapi dapat disalahgunakan untuk mendiskriminasikan manusia dengan keterbatasan tertentu dan memperuncing permasalahan sosial, modifikasi terhadap organisme juga dapat mengarah pada pembuatan senjata biologi. (Sopian, 2011).
Disamping hal-hal tersebut diatas, Permasalahan yang timbul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah adanya dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi tersebut diantaranya : (Sopian, 2011).
1.      Nuklir
Meledaknya bom di Hirosima dan Nagasaki mengakhiri perang dunia ke-2. akhirnya perang untuk menghentikan kekejaman, penghancuran, dan pengrusakan. Pada waktu itu banyak korban berjatuhan, tetapi kejadian tidak berhenti di situ, karena radiasi akibat senjata nuklir masih dapat dirasakan sampai sekarang. Penyebabnya adalah debu-debu radioaktif yang berasal dari bom nuklir serta reaktor-reaktor atom. Bahaya yang ditimbulkan adalah radiasi yang ditimbulkan oleh sinar alpha, beta dan gamma, serta partikel neutron kainnya hasil pembelahan inti. Efek yang ditimbulkan oleh radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya, sehingga merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen maka gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen yang berakibat kanker. (Sopian, 2011).
2.      Polusi
Adanya bahan polusi atau polutan dapat merusak lingkungan. Timbulnya pencemaran tentu erat kaitannya atau disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia antara lain :
a.    Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas. Juga dalam bentuk kepulan asap, kebisingan suara
b.    Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran buangan-buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan-lahan akibat pertambangan.
c.    Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan bakar kendaraan bermotor terutama minyak bumi dari kapal tanker.
d.   Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang memberantas hama seperti insektisida, pestisida, herbisida, demikian pula dengan pupuk organik.
Suatu zat dikatakan polutan bila :
a.       Kadarnya melebihi batas normal
b.      Berada pada tempat yang tidak semestinya
c.       Berada pada waktu yang tidak tepat
Sifat-sifat polutan antara lain :
                                          a.     Merusak untuk sementara, dan setelah bereaksi dengan zat lingkungannya tidak merusak lagi
                                          b.     Merusak setelah jangka waktu tertentu
Bencana polusi dapat dibagi menjadi 4 :
                                          a.     Yang langsung menganggu kesehatan manusia
                                          b.     Efek tak langsung pada manusia, misalnya efek korosit dari polusi udara atas gedung-gedung.
                                          c.     Efek langsung yang mengancam kualitas kehidupan manusia, seperti onggokan pupuk kandang dan selokan mampet.
                                         d.     Efek tak langsung terhadap masyarakat, misalnya usaha pertambangan minyak bumi diwilayah lepas pantai, penebangan hutan yang berlebihan.
Pencemaran lingkungan dapat berupa :
                                          a.     Pencemaran air tanah
                                          b.     Pencemaran udara
                                          c.     Pencemaran suara
                                         d.     Pencemaran benda-benda radioaktif (Sopian, 2011).
Keempat pencemaran ini akan kita bahas satu persatu, sebagai berikut : (Sopian, 2011).
                  a.     Pencemaran air dan tanah, dapat berasal dari :
1)   Zat kimia seperti limbah industri, pupuk buatan, dan deterjen, dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan tumbuhan serta organisme lainnya.
2)   Sampah plastik tidak dapat hancur, sehingga menurunkan porositas tanah.
3)   Zat-zat limbah industri.
4)   Berbagai sampah organik yang di buang ke sungai, kolam atau parit akan mengalami pembusukan. Untuk proses ini bakteri pembusuk memerlukan banyak O2.
5)   Terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan akan menyebabkan terjadinya penimbunan senyawa.
6)   DDT merupakan insektisida yang dahulu banyak digunakan petani untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lainnya. (Sopian, 2011).
Sifat-sifat DDT : (Sopian, 2011).
1)   Bila masuk kedalam tubuh organisme tidak dapat diuraikan lagi.
2)   Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lainnya melalui aliran materi dalam rantai makanan.
3)   Dapat merusak jaringan.
4)   Bila masuk ke tubuh dapat menghambat proses pengapuran cangkang telur.
5)   Dapat menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot. (Sopian, 2011).
                  b.     Pencemaran Udara
Pencemaran udara terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna dari pabrik, minyak, batubara, dan lain sebagainya. Asap rokok juga merupakan polutan, baik bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Gas-gas yang merupakan pencemar udara adalah CO, CO2, NO, NO2, SO, dan SO2. (Sopian, 2011).
                  c.     Polusi Suara
Penyebabnya adalah suara yang bising terus menerus. Satuan kekuatan suara adalah desibel (dB). Percakapan normal = 40 dB – Keributan = 80 dB - Suara kereta api = 95 dB - Mesin motor 5 PK = 105 dB – Petir = 120 dB - Pesawat jet lepas landas = 150 dB. (Sopian, 2011).
Suara berkekuatan 80 dB sudah menimbulkan gangguan. Gangguan yang timbul terutama pada sistem pendengaran yang selanjutnya dapat mempengaruhi sistem lainnya, seperti : (Sopian, 2011).
ü  perubahan tekanan darah
ü  perubahan denyut nadi
ü  konstraksi perut, gangguan jantung, stress, dll (Sopian, 2011).
                 d.      Pencemaran Sosial dan budaya
Kemajuan teknologi pada kota-kota besar sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan di kota, kemajuan kehidupan di kota-kota besar membawa pengaruh yang sangat cepat terhadap kehidupan di pedesaan. Penduduk di pedesaan ingin mengikuti dan merasakan hasil kemajuan tersebut. Hal ini dalam satu segi membawa pengaruh yang kurang baik yaitu penduduk pedesaan menjadi konsumtif adanya perubahan kebudayaan yang kurang baik terhadap para muda-mudinya. Urbanisasi yang tak terkendali, sebagai akibat pembangunan yang hanya berpusat pada daerah-daerah tertentu, menyebabkan daerah tujuan sarat dengan berbgai permasalahan, antara gaya hidup, sampah, kriminalitas, dan sebagainya. (Sopian, 2011).
                  e.     Klonasi/kloning
Dengan kemajuan dalam bidang genetika dan biologi reproduksi, maka dimungkinkan rekayasa duplikasi atau multiplikasi manusia secara seksual dengan klonasi. Tujuan klonasi dapat dirangkum seperti tersebut di bawah ini : (Sopian, 2011).
1)      Memberi anak yang baik pada pasangan yang tidak mempunyai anak
2)      Menyediakan jaringan atau organ fetus untuk transplantasi
3)      Mengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya
4)      Sebagai bagian dari eugenetika positif dengan membuat genotipus yang dianggap unggul sebanyak-banyaknya.
5)      Merealisasi teori dan memuaskan rasa ingin tahu ilmiah
6)      Memperoleh sampel dengan genotipus yang sama untuk penelitian, misalnya tentang peran relatif pengaruh lingkungan dan genetika pada genotipus manusia.
7)      Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk pekerjaan yang sama dengan ciri-ciri tertentu.
Namun ada pula dampak yang kurang baik yaitu dengan karena hal-hal tersebut diatas banyak yang belum menyetujui dan banyak yang menentang akan adanya cloning tersebut, selain itu pada segi agama pun sudah barang tentu bertentangan, karena kita menentang akan kodrat kita sendiri, bagaimanapun manusia sebagai mahkluk ciptaan-Nya tidak akan mampu menandingi sang pencipta-Nya. Jika wewenang kloning jatuh ke tangan diktaktor, ia dapat berbuat macam-macam yang merugikan spesies manusia dalam jangka panjang. Dengan demikian riset aflikasi dalam bidang biomedik seperti cloning masih menimbulkan perdebatan moral dan etika bahkan agama. (Sopian, 2011).
                   f.      Efek rumah kaca
Penulis berpendapat, efek rumah kaca ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang banyak mengandung zat-zat yang dapat merubah suhu udara. Karena dengan adanya pencemaran udara akan menyebabkan pemanasan global, yaitu dengan adanya efek rumah kaca. Yang dimana dengan adanya efek rumahkaca ini sinar ultra violet yang dapat membahayakan manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon, sehingga akan langsung menuju bumi dan selanjutnya akan diam dan bersikulasi di bumi, begitu seterusnya.
Dampak global dari riset ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung akan melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia akan berubah dengan teknologi tersebut dalam semua segi kehidupan baik social, ekonomi, politik, lingkungan, etika maupun moral.
Tidak hanya perguruan tinggi maupun lembaga riset yang menjadi “pelaku utama” dalam perencanaan dan pengembangan suatu teknologi. Ada “pelaku” lain yang harus berpartisipasi yaitu pemerintah, industri, investor dan masyarakat sebagai pengguna teknologi. Perguruan tinggi dan lembaga riset mengemban tanggung jawab untuk memberi informasi yang tepat tentang arah dan kebijakan riset yang baik dan bermanfaat bagi kemajuan dan kemakmuran suatu negara. (Sopian, 2011).
Pengkajian terhadap dampaknya, para ilmuwan social dan humaniora termasuk didalamnya para seniman berperan penting dalam memilih dan memilah aplikasi teknologi yang akan berkembang di Indonesia. Karena, disamping dampak-dampak yang bersifat umum, terdapat dampak yang bersifat khusus untuk suatu negara yang bergantung kepada berbagai aturan main, situasi dan kondisi social budaya negara yang bersangkutan. (Alisyahbana, 1980).
Di Indonesia, mengenai ini sudah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 5 yang menyatakan bahwa : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Dengan demikian, konstitusi tertulis kita telah menegaskan bahwa tidak semua teknologi dapat dikembangkan di Indonesia jika tidak sesuai dengan nilai-nilai yang di anut negara dan masyarakat Indonesia. Namun demikian kecanggihan teknologi informasi kadangkala dapat menembus aturan yang ada di suatunegara, artinya hal-hal yang tidak boleh oleh negara pada kenyataannya dilakukan oleh warganya, misalnya Indonesia tidak membolehkan cloning, tetapi dengan teknologi informasi dan transfortasi warga negara Indonesia memungkinkan melakukan cloning di negara lain. (Alisyahbana, 1980).  
Callahan membedakan teknologi dalam lima tipe. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk melihat potensi berbagai teknologi sekaligus memahamidampaknya atas kehidupan manusia. Kelima teknologi tersebut adalah : (Effendi, 2010).
1)      Teknologi konservasi : membantu kita menyesuaikan diri dengan alam dan bertahan hidup dalam aneka macam lingkungan;
2)      Teknologi perbaikan, yang memungkinkan kita memeuhi kebutuhan atau melampaui batas kemampuan alamiah;
3)      Teknologi implikasi; bertujuan membantu dan implementasi teknologi-teknologi lain misalnya computer.
4)      Teknologi destruktif, dirancang dengan maksud utama penghancuran. Teknologi ini dapat mencapai tujuannya melalui manipulasi kontrol atau hanya dengan kemampuan memusnahkan;
5)      Teknologi kompensatoris, teknologi yang digunakan untuk membantu menangani dampak teknologi lain atas kehidupan manusia.
Dengan melihat klasifikasi teknologi tersebut tentu saja kita harus dapat memilih dan memilah dalam pemanfaat dan penggunaan teknologi bagi kemaslahatan umat manusia. Dimensi moralitas dan pemanfaatan teknologi seharusnya mendukung manusia untuk lebih menyadari sebagai mahluk Ciptaan Tuhan, mahluk social dan mahluk yang berbudaya. (Effendi, 2010).
Dampak negatif lain akibat penyalahgunaan ipteks pada kehidupan dibeberapa bidang diantaranya : (Sopian, 2011).
                            a.     Bidang informasi dan komunikasi
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif,  antara lain : (Sopian, 2011).
1)   Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
2)   Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalahgunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
                           b.     Bidang sosial dan budaya
Kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya, seperti :
Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.
                            c.     Bidang pendidikan
Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
                           d.     Bidang Kesehatan
Keberhasilan mengatasi penyakit,.terutama penyakit menular, menyebabkan angka kematian (mortalitas) menurun, sehingga populasi penduduk terus meningkat. Akibatnya manusia lanjut usia yaitu manusia yang usianya lebih dari 60 tahun dan disebut lansia, makin hari makin banyak juga. (Sopian, 2011).
Penulis berpendapat, di satu sisi, Ipteks secara positif telah mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang menyatakan bahwa Ipteks menjadi ”tulang punggung kesejahteraan”. Namun di sisi lain, seperti dapat kita amati dalam kehidupan, penerapan, dan pemanfaatan Ipteks itu juga telah membawa dampak negatif atau membawa laknat dalam bentuk munculnya masalah lingkungan, seperti pencemaran, kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu udara global.
Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menerapkan dan memanfaatkan Ipteks, yakni yang sesuai dengan asas-asas keserasian, keseimbangan, maupunkelestarian. Dengan demikian, kehidupan di bumi ini akan tetap berjalan secara seimbang dan lestari.

2.5. Problematika Pemanfaatan IPTEKS Di Indonesia
Penulis merumuskan dari berbagai sumber, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding Negara-nehara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Hal ini disebabkan oleh :
a.    Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal ini ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam laporan UNDP tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke-60 dari 72 negara.
b.    Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam kegiatan ekspor.
c.    Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat dilihat dari belum tertatanya infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang mengolah dan menerjemahkan hasil pengembangan Iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.
d.   Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil yang signifikan.
e.    Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah 4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7.
f.      Belum berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara umum masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka menciptakan daripada sekedar memakai, lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.
g.    Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.
h.    Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Wilayah Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana. Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa pembangunan Indonesia belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek nasional belum optimal dalam memberiakn antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti pemanasan global, anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami. 

1 komentar:

  1. hay,,. nama saya try., salam kenal.,
    trimakasih sudah berbagi ilmu., artikenya sangat bermanfaat ,blognya juga keren ., good luck ya...

    memang kalu dipahami, bahwa sain dan teknologi tidak terlepas dari kehidupan manusia.
    oh iya kalau ada waktu jangan lupa mampir di Tugas dan Materi Kuliah. saya juga punya pembahasan mengenai Manusia,sains,teknologi kalau berminat silahkan lihat Makalah ISBD 'Manusia,sains,teknologi & seni siapa tahu bisa bermanfaat.

    BalasHapus