Kamis, 05 Januari 2017

Model Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis DAP & MI

A.Pendahuluan
Pada bagian ini dikemukakan deskripsi hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan secara kolaborasi dengan guru TK. Dengan mengacu pada hasil kajian literatur terutama yang berkaitan dengan pendekatan DAP dan teori MI, maka dikembangkan program pembelajaran dengan mengembangkan tema “tanaman padi”. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas anak selama pembelajaran, tampak anak-anak TK sangat enjoy dalam setiap pusat kegiatan. Dengan adanya beragam pusat kegiatan anak-anak mempunyai pilihan, walaupun dari hasil pengamatan pada umumnya anak-anak bersemangat untuk mengikuti setiap pusat kegiatan. Yang sangat menarik dalam penelitian ini, di antaranya peneliti dapat membuat anak-anak TK begitu antusias dalam melakukan kegiatan pada setiap pusat kegiatan. Mereka pada umumnya mampu secara baik dalam menyelesaikan setiap kegiatan, dan imajinasi mereka berkembang.
Hal tersebut, membuktikan apa yang dikemukakan dalam pendekatan DAP dan teori MI, jika mereka diberikan stimuli yang relevan mereka dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Ini membuktikan sebagaimana dikemukakan Gardner bahwa tidak ada anak yang bodoh, tetapi banyak anak yang mempunyai kekuatan kecerdasan yang beragam, seperti anak itu tampak memiliki kekuatan dalam kecerdasan linguistic juga logika matematika, dan kinestetik sementara yang lainnya memiliki kekuatan kecerdasan dalam variasi yang berbeda. Artinya profil kecerdasan setiap anak berbeda satu sama yang lainnya.
Kesimpulan penelitian ini, menggambarkan bahwa pendekatan DAP secara efektif sangat kondusif untuk menstimuli potensi kecerdasan anak TK. Implikasinya, guru harus secara kreatif dalam menciptakan setting kelas, dan kreatif dalam memilih beragam kegiatan yang sesuai dengan minat pada umumnya anak. Untuk lebih jelasnya, bagaimana penerapan pendekatan DAP dalam upaya menstimuli potensi kecerdasan anak, dikemukakan pada bagian berikut ini.

B.Despripsi Pembelajaran
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berikut ini dikemukakan deskripsi tahapan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan dan dan teori MI. Lengkapnya sebagaimana tampak pada table berikut ini.
Tabel 1 : Aktivitas guru dan anak dalam pembelajaran
Tahap Kegiatan
Aktivitas Guru dan Anak
1. 07.00-08.00
Setting lingkungan (Kegiatan pra pembelajaran)
Guru menciptakan 6 pusat kegiatan untuk menstimuli potensi kecerdasan anak, dengan memberikan beberapa alternatif pilihan, yaitu:
a. Pusat kegiatan bahasa
b. Pusat kegiatan logika-matematika
c. Pusat kegiatan musical
d. Pusat kegiatan spasial
e. Pusat kegiatan kinestetik
f. Pusat kegiatan natural.
Setiap pusat kegiatan disiapkan alat-alat dan sumber belajar yang menantang anak untuk melakukan aktivitas bermain.
Isi setiapa pusat kegiatan disesuaikan dengan tema dan sub tema.
Catatan: untuk pengembangan potensi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terdapat dalam setiap pusat kegiatan di atas.

2. 08.00-08.30
Kegiatan Pendahuluan
(Morning Time)
Kegiatan pendahuluan: guru dan anak berada dalam kondisi lingkaran. Guru menyapa anak-anak, berdoa, bercakap-cakap pengalaman anak, tema dan sub tema, tujuan yang akan dicapai. Guru juga memperkenakan pusat kegiatan yang sudah disiapkan, dan kegiatan yang dapat dilakukan anak-anak.
3. 08.30-10.00
Kegiatan Inti
(Choice Time)
Anak berada di pusat kegiatan sesuai pilihannya dan setelah selesai di pusat kegiatan yang satu bergerak pada pusat kegiatan yang lainnya, seperti dari pusat kegiatan bahasa-pusat kegiatan matematika -  spasial – musik – kinestetik – natural.
Sementara guru menemani anak-anak bermain sambil mengamati dan mengevaluasi perkembangan potensi MI anak dengan menggunakan lembar pengamatan. Sesekali guru bertanya, bercakap-cakap, dengan anak dan membantu anak manakala  ada yang  membutuhkannya.
4. 10.00-10.30
Istirahat (Snacks)
Anak-anak berada di snack center, pada pusat kegiatan ini anak istirahat sambil makan makanan bekal dari rumah masing-masing. Pada saat ini anak belajar  mengaktualisasaikan seluruh potensi kecerdasannya, seperti kecerdasan personal (intrapersonal, interpersonal).
5. 10.30-11.00
Kegiatan akhir
Kegiatan refleksi: guru dan anak bercakap-cakap, tentang kegiatan yang menyenangkan dan yang kurang menyenangkan atau sulit dilakukan anak-anak.
Penilaian: guru meminta anak untuk menunjukkan dan menjelaskan proyek/produk kegiatannya dan guru memberikan komentar positif. Guru memberikan catatan pada hasil karya anak, dan memajangkan hasil karya masing-masing di tempat yang telah disediakan.
Kegiatan diakhiri dengan doa sebelum pulang.
Tahap Kegiatan Aktivitas Guru dan Anak
1.07.00-08.00
Setting lingkungan (Kegiatan pra pembelajaran) Guru menciptakan 6 pusat kegiatan untuk menstimuli potensi kecerdasan anak, dengan memberikan beberapa alternatif pilihan, yaitu:
a.Pusat kegiatan bahasa
b.Pusat kegiatan logika-matematika
c.Pusat kegiatan musical
d.Pusat kegiatan spasial
e.Pusat kegiatan kinestetik
f.Pusat kegiatan natural.
Setiap pusat kegiatan disiapkan alat-alat dan sumber belajar yang menantang anak untuk melakukan aktivitas bermain.
Isi setiapa pusat kegiatan disesuaikan dengan tema dan sub tema.
Catatan: untuk pengembangan potensi kecerdasan intrapersonal dan interpersonal terdapat dalam setiap pusat kegiatan di atas.

2.08.00-08.30
Kegiatan Pendahuluan
(Morning Time) Kegiatan pendahuluan: guru dan anak berada dalam kondisi lingkaran. Guru menyapa anak-anak, berdoa, bercakap-cakap pengalaman anak, tema dan sub tema, tujuan yang akan dicapai. Guru juga memperkenakan pusat kegiatan yang sudah disiapkan, dan kegiatan yang dapat dilakukan anak-anak.
3.08.30-10.00
Kegiatan Inti
(Choice Time) Anak berada di pusat kegiatan sesuai pilihannya dan setelah selesai di pusat kegiatan yang satu bergerak pada pusat kegiatan yang lainnya, seperti dari pusat kegiatan bahasa-pusat kegiatan matematika -  spasial – musik – kinestetik – natural.
Sementara guru menemani anak-anak bermain sambil mengamati dan mengevaluasi perkembangan potensi MI anak dengan menggunakan lembar pengamatan. Sesekali guru bertanya, bercakap-cakap, dengan anak dan membantu anak manakala  ada yang  membutuhkannya.
4.10.00-10.30
Istirahat (Snacks) Anak-anak berada di snack center, pada pusat kegiatan ini anak istirahat sambil makan makanan bekal dari rumah masing-masing. Pada saat ini anak belajar  mengaktualisasaikan seluruh potensi kecerdasannya, seperti kecerdasan personal (intrapersonal, interpersonal).
5.10.30-11.00
Kegiatan akhir Kegiatan refleksi: guru dan anak bercakap-cakap, tentang kegiatan yang menyenangkan dan yang kurang menyenangkan atau sulit dilakukan anak-anak.
Penilaian: guru meminta anak untuk menunjukkan dan menjelaskan proyek/produk kegiatannya dan guru memberikan komentar positif. Guru memberikan catatan pada hasil karya anak, dan memajangkan hasil karya masing-masing di tempat yang telah disediakan.
Kegiatan diakhiri dengan doa sebelum pulang.
Deskripsi kelima tahap kegiatan dalam penerapan DAP dengan mengintegrasikan teori MI adalah sebagai berikut.
1.Tahap pra pembelajaran (Phase set up an environment)  
Seting lingkungan kelas merupakan kegiatan pra pembelajaran. Pada tahap ini, guru  dan peneliti menciptakan kelas menjadi 6  pusat belajar. Pada setiap pusat belajar  guru memberikan label, menyiapkan  dan menata berbagai bahan, alat-alat, dan permainan yang dapat dipilih oleh anak. Penamaan setiap pusat belajar, menggunakan terminology MI untuk membantu anak menjadi mengenal dengan kecerdasannya. Sementara kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dijadikan payung untuk enam kecerdasan lainnya Daly (Hoerr, 2010). Contoh label, untuk setiap pusat belajar: (a) bahasa (mari membaca mengenal pak tani), (b) logika–matematika (mari bermain angka dengan pak tani/berhitung yu), (c) musical (mari membuat musik dangan pak tani), (d) Spasial (mari mencari jejak sawah/rumah pak tani), (e) bodi–kinestetik (mari menjadi pak tani), (f) naturalis (mari menanam padi). Berikut contoh di antaranya dari keenam pusat belajar yang dikembangkan, yaitu sebagai berikut.
a.Pusat kegiatan bahasa: disiapkan taman bacaan, seperti  cerita “Pak Tani”, cerita “ Cara Menanam Padi”, kartu huruf-kata, (kosa kata tema “Tanaman Padi”), dan peralatan untuk menggambar dan menulis, dan teks lagu “Tepuk Padi”.
Contoh pusat kegiatan bahasa:

Gambar 1: mengajak anak mengenal buku

Gambar 2: mengajak anak mengenal tulisan

b.Pusat kegiatan spasial: disiapkan alat-alat untuk membuat miniatur  rumah dan sawah pak tani  dari kertas manila, karton, dan dilengkapi  manik-manik miniatur  perlengkapan tanaman padi, perlengkapan membuat  mozaik  dari biji padi dan beras yang diberi warna (hijau, merah, hitam, dan putih).
Contoh pusat kegiatan spasial:

Gambar 3: membuat mozaik dari biji-biji beras

Gambar 4: membuat pinger painting mencari jejak rumah Pak Tani

c.Pusat kegiatan logika-matematika: disiapkan berbagai bentuk geometri untuk membuat model pak tani dan rumah pak tani, biji padi untuk diisikan pada  tempat yang ada angkanya, papan permainan ular tangga dengan miniatur pak tani.
Contoh pusat kegiatan logika-matematika

Gambar 5: berbagai bentuk geometri membuat model pak tani/rumah pak tani

Gambar 6: mengenal angka dan mencocokkan dengan jumlah biji padi

d.Pusat kegiatan musical: disiapkan alat-alat (kaleng, toples dari plastic) untuk membuat beragam bunyi musik yang terbuat dari biji-biji padi dan beras (bunyi yang dihasilkan dari sati biji padi, dua biji padi dan seterusnya), dan batang padi untuk membuat terompet
Contoh pusat kegiatan musikal

Gambar 7: berbagai jenis bijian untuk membuat music

e.Pusat kegiatan kinestetik: diantaranya disiapkan perlengkapan untuk membuat flaydough miniature sawah pak tani, peratan untuk membuat bebegig sawah yang terbuat dari benang wol,  bola pingpong, lidi, dan manik-manik untuk bagian mukanya.
Contoh pusat kegiatan kinestetik

Gambar 8: bahan-bahan untuk merangkai bunga dari bahan miniatur tanaman padi

Gambar 9: bahan-bahan untuk membuat orang-orangan di sawah pak tani

f.Pusat kegiatan naturalis: di luar kelas disiapkan pohon padi, biji padi, tanah, air, dan peralatan untuk memilih bibit padi yang unggul, topi pak tani, dan peralatan untuk menanam padi.
Contoh pusat kegiatan natural

Gambar 10: peralatan untuk membuat pembibitan tanaman padi

Dalam menciptakan  setting kelas ini, orientasinya untuk mengembangkan  strategi: (a) multiple intelligences–focused centers (Rettig, 2005); (b)  curriculum-based centers; (c) thematic centers (Nicholson and Nelson 1998; Armstrong,  2009; Campbell, and Campbell, 1999). MI center didesain  oleh guru untuk memberikan kesempatan pada anak melakukan eksplorasi sesuai dengan minatnya dalam upaya menstimuli kecerdasan  anak   (Armstrong, 2009; Smidt,  2007; Hoerr, dkk., 2010; Fleetham,  2006). Seorang guru yang sukses akan mempertimbangkan bagaimana guru  akan mengatur lingkungan kelasnya dan kemudian bagaimana guru akan mengelola setiap hari kegiatannya apakah berada di dalam atau di luar kelas. Organisasi kelas adalah 'cara di mana kelas dan kegiatan kelas ini disusun untuk memfasilitasi pengajaran dan belajar' Pollard and Tann (Bilton, 2010); Bradford and Vernon (2000).  Guru yang efektif mendirikan sebuah lingkungan yang mengundang dan menopang investigasi. Guru aktif menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan dalam berbagai cara dan pada berbagai tingkat kecanggihan (Wilson,  2008). Organisasi kelas yang baik adalah dasar dari pembelajaran yang efektif. Kelas yang terorganisir dan  dikelola dengan baik akan tampak menggambarkan harapan  yang jelas (Morrow, 2007); Anderson (Whitebread and  Coltman,  2008).

2.Tahap pendahuluan (Phase morning time)
Kegiatan pendahuluan, dilakukan secara klasikal dalam bentuk lingkaran. Tujuan kegiatan ini  yaitu untuk  mengkondisikan anak dalam suasana siap melakukan eksplorasi sambil bermain dan belajar. Kegiatan pada tahap ini meliputi: kegiatan berdoa bersama sebelum belajar (doa mau belajar), dilanjutkan dengan kegiatan pemberian salam baik dari guru terhadap anak-anak  juga antar anak yang satu dan anak yang lainnya. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian informasi (berita) seputar tema dan subtema, menunjukkan pusat-pusat belajar yang sudah disiapkan,  menyampaikan tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh anak-anak. Mendiskusikan aktivitas, alat-alat, dan produk akhir dari setiap pusat belajar. Pada saat ini, guru bersama anak membuat aturan-aturan secara sepakat, apa yang seharusnya mereka perhatikan selama aktivitas (Nelson, 1998, p. 50).
Contoh aktivitas guru dan anak

Gambar 11: Guru bercakap-cakap dan bernyanyi bersama anak-anak

Gambar 12: Guru memperkenalkan tema “Tanaman Padi”

3.Tahap kegiatan inti (Phase choice time)
Choice time merupakan  kegiatan inti, di mana guru mengajak anak-anak untuk memilih salah satu dari 6 pusat belajar yang paling disukainya terlebih dahulu, kemudian beralih ke pusat belajar berikutnya. Hal ini sebagaimana dikemukakan Hoerr, dkk., (2010); Anderson, dkk., (Whitebread and Coltman, 2008) “When children finished their assigned jobs they were free to go to other centers”. Pilihan yang ada, yang telah disiapkan pada pra kegiatan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Berikut ini contoh aktivitas anak pada saat berada di pusat belajar,  setiap anak baik secara individu atau kelompok melakukan eksplorasi, di antaranya aktivitas anak dalam setiap pusat belajar, dapat dilihat pada kegiatan berikut ini.



a.Pusat kegiatan bahasa:

Gambar 13:  anak mengamati gambar, membaca  cerita “Pak Tani”, cerita “ Cara Menanam Padi”

b. Pusat kegiatan spasial:

Gambar 14: anak sedang mencari jejak rumah pak tani dengan pinger painting

Gambar 15: anak membuat model pak tani



g.Pusat kegiatan logika-matematika:

Gambar 16: anak sedang bermain ular tangga untuk menemukan rumah, sawah pak tani  sambil mengenal symbol angka

h.Pusat kegiatan musik:

Gambar 17: anak sedang mencoba membuat musik dari biji-bijiaan di antaranya biji padi

i.Pusat kegiatan bodi-kinestetik:

Gambar 18: anak sedang merangkai pas bunga dari miniature bahan tanaman padi

Gambar 19: anak sedang membuat mozaik dari biji beras

j.Pusat kegiatan natural:

Gambar 20: anak di luar kelas sedang mencari bibit padi yang dapat ditanam (permainan tenggelam dan terapung)


Gambar 21: anak sedang menanam bibit padi


Gambar 21: anak sedang menanam tanaman padi
Pada umumnya anak-anak dikondisikan  untuk bermain pada semua pusat belajar.  Selama anak ada di pusat-pusat belajar, guru bersama anak terlibat bermain, menstimuli, memberikan tantangan pada  anak agar anak melakukan  eksplorasi sambil bermain. Selama itu pula, guru dan peneliti melakukan penilaian secara outentik terhadap perkembangan MI anak.

4.Tahap kegiatan istirahat/makan (Phase lunchtime and snacks).
Kegiatan ini dilakukan untuk memberi waktu pada anak istirahat sambil makan snack yang sudah disiapkan dari rumahnya masing-masing.Kegiatan ini dimanfaatkan untuk membina kebiasaan yang baik pada saat makan. Anak dibiasakan mencuci tangan, berdoa sebelum makan, dan tertib saat makan, bahkan anak-anak dibiasakan saling berbagi manakala ada anak yang tidak membawa bekal. Menurut Krogh, dkk., (2001) pada tahap ini merupakan cara yang tepat untuk mendorong anak berperilaku independen dan interaksi sosial. Pada pusat kegiatan ini, guru memanfaatkan waktunya untuk mengajarkan mereka cara yang paling efisien dalam melayani diri mereka sendiri, cara terbaik untuk menggunakan peralatannya, dan cara yang sederhana dalam mengajarkan sopan santun (adab saat makan).

5.Tahap kegiatan akhir/penutup
Kegiatan penutup  merupakan waktu yang tepat bagi guru untuk mengajak seluruh anak berkumpul, berdiskusi tentang apa yang telah mereka lakukan, mengevaluasi aktivitas, menunjukkan hasil karya anak-anak. Kegiatan ini juga digunakan  oleh guru untuk melakukan refleksi bersama anak, terkait apa yang menyenangkan bagi mereka dan mengajak mereka untuk memajang hasil karyanya, setelah itu mereka juga dapat diajak untuk merencanakan kegiatan sesuai subtema untuk hari berikutnya (Krogh, dkk., 2001). Kegiatan ini diakhiri dengan berdoa bersama. Berikut dikemukakan contoh pajangan hasil karya anak.






C.Penilaian kecenderungan potensi MI anak
Hasil yang diharapkan dari penilaian terhadap MI anak, yaitu mendeskripsikan kecenderungan profile kelas dalam perkembangan setiap kecerdasan, dan profile MI setiap anak. Untuk mendapatkan gambaran tersebut terdapat beberapa cara penilaian yang dilakukan secara berkelanjutan dan outentik baik melaui proses pembelajaran maupun produk, di antaranya menurut Fleetham (2006); Horwath (2010); Smidt (2007);  Hoerr  (2000); Hoerr  (2010); Baum (2005);  Pyle and DeLuca,  (2013)  374) guru mengamati perilaku anak, berbicara dengan anak, menggunakan data penampilannya, menggunakan sampel pekerjaan atau hasil karya anak.
Penilaian proses yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu melalui teknik pengamatan yang dilakukan baik oleh guru maupun peneliti, sejak  tahap kegiatan pendahuluan, tahap kegiatan inti, tahap istirahat, sampai tahap kegiatan akhir (Armstrong, 2009). Menurut  Gardner (Nelson, 1998) pengamatan cara yang ampuh untuk menilai kecerdasan majemuk anak (observation alone is a powerful way to assess students MI). Lebih lanjut, Baum (2005); Whitebread (2008);  Fleetham (2006); Armstrong (2009); (Hoerr (2010)  mengemukakan bahwa mengamati anak dalam situasi informal juga informatif. Bagaimana mereka menyelesaikan konflik di ruang makan atau di tempat bermain, apa yang mereka pilih  untuk melakukan sesuatu dengan waktu mereka, bagaimana reaksi dan tanggapan mereka terhadap peristiwa kehidupan nyata lainnya, semuanya itu akan memberikan gambaran terkait dengan profil kecerdasan mereka.
Menurut McMurray and Scott  (McLachlan, 2010)  dalam menetapkan teknik pengamatan agar diperoleh data yang akurat harus meliputi 11 langkah, yaitu: (1) memutuskan tujuan pengamatan, (2) memilih lokasi, (3) memilih sudut pandang pengamatan, (4) memilih kerangka waktu yang tepat, (5) melakukan penghitungan terus-menerus atau jumlah spot, (6) memutuskan berapa banyak pengamatan akan dilakukan, (7) memutuskan berapa lama untuk mengamati, (8) memutuskan apa yang harus diamati, (9) membagi area yang luas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, (10) membagi area yang luas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih spesifik, (11) lakukan pengamatan dilakukan secara lengkap.
Sesuai dengan tujuan penilaian, untuk kemudahan dalam menentukan kesimpulan setiap perkembangan kecerdasan anak, pada umumnya ditetapkan empat aspek yang dinilai, yaitu: (1) antusias, (2) enjoy, (3) keseriusan, dan (4) ketuntasan. Contoh format penilaian yang digunakan seperti berikut.

Format   :  penilaian kecerdasan linguistik
Aktivitas: ……………………………..
Nama Anak
Aspek yang dinilai A B C D Dst
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Antusias
2.Enjoy
3.Ketepatan
4.Ketuntasan

Penjelasan:
Penilaian 1, 2, 3, dan 4 menunjukkan tingkatan nilai yang diperoleh anak.
1=  mulai berkembang  dalam beberapa keterampilan;
2 = menunjukkan perkembangan dalam keterampilan dan kreasi;
3 = perkembangan  konsisten dalam tingkat keterampilan dan minat;
4 = perkembangan  tinggi dan keterampilan yang sangat baik.
Selain menggunakan  teknik penilaian dengan pengamatan, untuk lebih memberikan gambaran perkembangan MI anak, penilaian dilengkapi dengan teknik penilaian portfolio terhadap dokumentasi hasil karya anak. menurut Nelson (1998);  Campbell, and Campbell (1999) arsip  atau dokumen portofolio merupakan alat penilaian yang sangat berharga.
Khusus untuk beberapa pusat kegiatan belajar dikembangkan berbasis proyek, seperti pada  pusat kegiatan naturalis, anak mempunyai proyek dimulai dari memilih bibit unggul, membuat persemaian, menyiram setiap hari persemaiannya, mengmati pertumbuhannya. Dari proyek tersebut selama anak melakukan proses, maka penilaiannya menggunakan penilaian dengan teknik pengamatan,  tetapi untuk produk hasil kegiatan dijadikan dokumen portofolio. Contoh portfolio hasil karya anak, di antaranya: mozaik model ‘Pak Tani’ dari beras yang diberi warna-warni, hasil kreasi merangkai pohon padi dari bahan-bahan miniature, finger fainting (model sawah), model rumah pak tani dari kertas (berbagai bentuk geometri), membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin dan playdoch sesuai subtema.  Adapun aspek yang dinilai dari dokumen portofolio ini, meliputi aspek: (1) keaslian ide, (2) kreativitas, (3) ketepatan, (4) tampilan secara keseluruhan.

1 komentar:

  1. Bagaimana cara membuat portfolio MI anak yang efektif dan mudah digunakan? Visit Us Telkom University

    BalasHapus