Pengertian
·
Deteksi dini tumbuh kembang anak /
balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
·
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.
·
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
fisik(anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena
adanya multiplikasi (bertambah banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah
besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik
seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti
pertambahan ukuran beratbadan, tinggi badan, dan lingkar kepala.(IDAI, 2002)
·
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Depkes RI, 2005).
·
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dari struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirkan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya yang
terorganisasi (IDAI, 2002)
·
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialasi dan kemandirian (Depkes RI,
2005).
Cara deteksi tumbuh kembang anak
1.Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya :
a. Pengukuran antropometri
·
Pengukuran antropometri ini dapat
meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan , lingkar kepala dan lingkar
lengan atas
b. Pengukuran berat badan
·
Pengukuran berat badan ini bagian dari
antropometri yang digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yg ada pada tubuh
c. Pengukuran tinggi badan
·
Pengukuran ini merupakan bagian dari
pengukuran antropometrik yang digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di
samping factor genetik
2. Pertumbuhan dan perkembangan anak :
·
Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat
kepala dengan tegak pada posisi telungkup.
·
Anak pada usia 9-12 bulan berjalan
dengan berpegangan.
·
Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri
dari gelas tanpa tumpah.
·
Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret
dengan alat tulis.
·
Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan
satu kaki tanpa berpegangan, melepas pakaian sendiri.
·
Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan
menyebutkan paling sedikit 1 warna.
·
Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan
mengeringkan tangan tanpa bantuan (Depkes RI, 2005).
Tujuan ilmu tumbuh kembang
1.
Sebagai upaya untuk menjaga dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial
2.
Menegakkan diagnosis dini setiap
kelainan tumbuh kembang
3.
Kemungkinan penanganan yang efektif
4.
Mencari penyebab dan mencegahnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita
1). Faktor Herediter
·
Faktor herediter merupakan factor yang
dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak, factor
herditer meliputi factor bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir
akan cenderung cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan bertahan
sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau anak perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih cpat ketika mereka mencapai masa pubertas. (Alimul, 2008
: 11)
2). Faktor Lingkungan
·
Faktor lingkungan merupakan factor yang
memegang peranan penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang
sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu lingkungan setelah
bayi lahir)
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi :
1). Faktor lingkungan prenatal
·
Gizi pada waktu ibu hamil
·
Zat kimia atau toksin
·
Hormonal
2)Faktor lingkungan postnatal
a). Budaya lingkungan
·
Dalam hal ini adalah budaya dalam
masyrakat yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, budaya
lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang mempersepsikan pola hidup sehat
b). Status sosial ekonomi
·
Anak dengan keluaraga yang memiliki
sosial ekonoi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik
dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah
c). Nutrisi
·
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tunbuh
dan berkembang selama masa pertumbuhan, dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat
gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
d). Iklim dan cuaca
·
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi
dapat dengan mudah diperoleh namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya,
sebagai contoh pada saat musim kemarau penyediaan air bersih atau sumber
makanan sangatlah sulit
e). Olahraga atau latihan fisik
·
Dapat memacu perkembanagn anak karena
dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubu
dapat tertur serta dapatmeningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot, dan
pertumbuhan sel lainnya
f). Posisi anak dalam keluarga
·
Secara umum anak pertama memiliki
kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering
berinteraksi dengan orang dewasa namun dalam perkembangan motoriknya
kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan
saudara kandungnya, sedangkan pada anak kedua atau tengah kecenderungan orang
tua yang sudah biasa dalam merawat anak lebih percaya diri sehingga kemamapuan
anak untuk berdaptasi lebih cepat dan mudah meski dalm perkembangan intelektual
biasanya kurang dibandingkan dengan ank pertamanya
g). Status kesehatan
·
Apabila anak berada dalam kondisi sehat
dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan
sebaliknya.contoh apabila anak mempunyai penyakit kronis yang ada pada diri
anak maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh kembang akan
terhambat karena anak memiliki masa kritis
3). Factor hormonal
·
Factor hormonal yang berperan dalam
tumbuh kembang anakantara lain hormone somatotropin, tiroid dan glukokortikoid.
Hormone somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan
tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system
skeletal, hormone tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormone
glukokortiroid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari
testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi
estrogen), selnjutnya hormone tesebut menstimulasi perkembangan seks, baik pada
anak laki-laki maupun perempua yang sesuai dengan peran hormonnya (wong 2000)
(Alimul, 2008 : 13)
Tahap pencapaian tumbuh kembang anak
1. Masa prenatal
·
Masa prenatal terdiri atas dua fase,
yaitu fase embrio dan fase fetus, pada fase embrio pertumbuhan mulai dari
konsepsi hingga 8 minggu pertama ,pada minggu kedua terjadi pembelahan sel dan
terjadi pemisahan jaringan antara entoderm dan ectoderm pda minggu ketiga
terbentuk lapisan mesoderm
2. Masa postnatal
·
Pertumbuhan atau perkembangan postnatal
dikenal dengan pertumbuhan dan perkembangan setelah lahir ini diawali dengan
masa neonates (0-28hari) yang merupkan masa terjadi kehidupan yang baru dalam
ekstra uteri yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. (Alimul,
2008 : 13)
Ciri-ciri tumbuh kembang anak / balita
1. Perkembangan menimbulkan perubahan
·
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan misal, perkembangan intelgensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya
·
Setiap anak tidak akan bis melewati
tahapan sebelumnya misal, seorang anak tidak bias berdiri jika pertumbuhan kaki
dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat karena
perkembangan awal merupakn masa kritis untuk menentukan perkembangan
selanjutnya
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
·
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan
mempunyai kecepatn yng berbeda baik perkembangan fisik maupun fungsi organ
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
·
Anak sehat, bertambah umur, bertambah
berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
·
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi
menurut 2 hukum:
1.
Perkembangan terjadi dahulu di daerah
kepala kemudian menuju arah anggota tubuh
2.
Perkembang antropometri terjadi lebih
dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembng ke bagin distal seperti
jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimosdital)
6. Perkembangan memiliki tahap yan berurutan
·
Misalnya anak terlebih dahulu mampu
membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak anak mampu berdiri sebelum
berjalan.(Depkes, 2005 : 4)
Aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
Ada 4 aspek tumbuh kembang yang perlu dibina atau dipantau :
1.
Gerak kasar atau motorik kasar adalah
aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dengan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar sperti duduk, berdiri, dsb
2.
Gerak halus atau motorik halus adala
aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat sperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis,
dsb
3.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dsb
4.
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan
mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya, dsb (Depkes, 2005)
KARTU MENUJU SEHAT BALITA
Pengertian
·
Kartu Menuju Sehat untuk Balita
(KMS-Balita) adalah kartu yang memuat data pertumbuhan anak, yang dicatat
setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (Depkes Jawa Timur, 2005)
·
(Kartu Menuju Sehat) untuk Balita adalah
suatu kartu / alat penting yang digunakan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak . (Nursalam, 2005 : 68 ).
·
KMS yaitu kartu yang memuat grafik
pertumbuhan serta indicator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan
memantau tumbuh kembang balitasetiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5
tahun (dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi) (Depkes RI, 1996).
(Nursalam, 2005 : 68 )
Tujuan penggunaan KMS
1.
Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang
tua untuk memantau tingkat pertumbuhan dan tingkat perkembangan yang optimal
2.
Sebagai alat bantu untuk memantau dan
menentukan tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang
optimal
3.
Mengatasi malnutrisi di masyarakat
secara efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai (promotivea)
(Nursalam, 2005 : 68 )
Manfaat / fungsi KMS
1.
Sebagai media untuk mencatat dan
memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi: pertumbuhan,
perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vit
A, ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI
2.
Sebagai media penyuluhan bagi orang tua
mengenai kesehatan balita
3.
Sebagai sarana pemantauan yang dapat
digunakan oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi
terbaik bagi balita
4.
Sebagai kartu analisis tumbuh kembang
balita (Nursalam, 2005 : 68 ).
Penyuluhan balita yang mengacu pada KMS :
1.
Jadwal pemberian imunisasi dan
manfaatnya
2.
Cara membina pertumbuhan anak yang baik
3.
Pemberian ASI eksklusif ( 0-6 bulan )
4.
Pemberian makanan pendamping ASI untuk
bayi diatas 6 bulan sampai 2 tahun
5.
Merawat kesehatan gigi dan mulut
6.
Gizi dan pemberian vitamin A untuk
balita
7.
Perkembangan anak dan latihan yang perlu
diberikan sesuai dengan usia anak
8.
Pertolongan pertama pada anak diare
(Depkes Jawa Timur, 2005)
Isi dari KMS antara lain :
1.
Tentang pertumbuhan
2.
Perkembangan anak/Balita
3.
Imunisasi
4.
Penanggulangan diare
5.
Pemberian kapsul vitamin A dan kondisi
kesehatan anak
6.
Pemberian ASI eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI
7.
Pemberian makanan anak/Balita dan
rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
8.
Berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan
dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Cara Memantau Pertumbuhan Balita
·
Pertumbuhan balita dapat diketahui
apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara
titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan
bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan
anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat
badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.
Grafik pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau
tua dan hijau muda. (Depkes RI, 2000)
a). Balita naik berat badannya bila :
1.
Garis pertumbuhannya naik mengikuti
salah satu pita warna, atau
2.
Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke
pita warna diatasnya.
b). Balita tidak naik berat badannya bila :
1.
Garis pertumbuhannya turun, atau
2.
Garis pertumbuhannya mendatar, atau
3.
Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah
ke pita warna dibawahnya
c). Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus
langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/ Rumah Sakit.
e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f). Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu
pita warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
STIMULASI DETEKSI
INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) PADA ANAK
Salah satu
upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut adalah dengan
melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak atau yang dikenal
dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Stimulasi
adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Sitimulasi ini dapat dilakukan oleh ibu,
ayah, pengganti orang tua (pengasuh), anggota keluarga lain, atau jika si anak
telah masuk PAUD maka menjadi tanggung jawab lembaga untuk membantu
pendeteksiannya.
Deteksi
adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Intervensi
adalah suatu tindakan tertentu pada anak yang mempunyai perkembangan dan
kemampuan menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian
anak.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran fisik si anak dari waktu ke waktu. Dilihat dari
tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.
Perkembangan
adalah bertambahnya fungsi tubuh si
anak. Meliputi sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium), motorik (gerak kasar, halus), kognitif
(pengetahuan, kecerdasan), komunikasi / berbahasa, emosi - sosial serta
kemandirian.
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dilakukan di
PAUD
Seperti halnya telah di jelaskan diatas bahwa tugas kita sebagi suatu
lembaga untuk membantu orang tua mendeteksi dan intervensi terhadap tumbuh
kembang anak, khususnya anak didik kita. Sebenarnya ini sudah menjadi kewajiban
kita memanatu perkembangan anak secara berkala, dan memasukkannya kedalam
program sekolah.
Umur anak dalam pendeteksian (SDIDTK)
Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa dideteksi
ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan,
18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan,
60 bulan, 66 bulan, dan 72 bulan. Usia ini adalah standar usia yang telah
ditetapkan.
Jadawal atau waktu pendeteksian anak yaitu :
Anak umur 0 - 1 tahun = 1 bulan sekali
Anak umur > 1 - 3 tahun = 3
bulan sekali
Anak umur > 3 - 6 tahun = 6
bulan sekali
Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka jangan
dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai usia yang ditentukan.
Misal jika si anak lahir tanggal 12 Agustus 2009, maka waktu yang tepat untuk
pendeteksiannya adalah :
Hitung umur si anak saat ini, dalam contoh anak lahir tanggal 12 Agustus
2009 maka saat ini (12 Juni 2013) usia si anak adalah 46 bulan. Dalam standar
usia pendeteksian, 46 bulan tidak termasuk standar usia pendeteksian, sedangkan
menurut standar usia adalah 48 bulan. Maka si anak baru bisa di deteksi 2 bulan
kedepan atau 60 hari kedepan yaitu pada tanggal 11 atau 12 Agustus 2013.
Satu bulan dihitung 30 hari.
Toleransi kelebihan usia anak pada saat pendeteksian dari usia standar
adalah 29 hari kedepan.
Jenis Skrining / Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang
Jenis kegiatan deteksi atau
disebut juga skrining, dalam SDIDTK adalah sebagai berikut :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat
Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi
Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tes Daya Lihat (TDL)
Tes Daya Dengar (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu menggunakan :
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini Autis
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Untuk lebih jelasnya hubungan antara umur anak dan jenis
skrining/pendeteksian dini dari penyimpangan tumbuh kembang dapat dilihat pada
gambar berikut :
DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG ANAK
Latar belakang
·
Mempertahankan kelangsungan hidup anak
sampai lima tahun kehidupannya
·
Meningkatkan kualitas hidup anak agar
tercapai tumbuh kembang optimal pada semua aspek
·
Memberikan dukungan pada anak dalam
golden period/critical period/window of opportunity
·
Jumlah balita yang sangat besar (10%
populasi) perlu perhatian yang sangat serius (gizi baik, stimulasi yang
adekuat, pelayanan kesehatan yg berkualitas.
·
Stimulasi yang memadai akan merangsang
otak balita.
·
Deteksi dini merupakan skrining adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita dan follow up keluhan orang tua.
·
Intervensi dini merupakan tindakan
koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk perbaikan penyimpangan
tumbuh kembang.
·
Kegiatan ini menyeluruh dan
terkoordinasi dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat, tenaga
profesional.
Sasaran
Sasaran langsung: semua anak umur 0 – 6 tahun yang ada di wilayah Puskesmas
Sasaran tidak langsung:
1. Tenaga kesehatan yang ada di lini depan
2. Tenaga pendidik, PLKB, pekerja sosial
3. Petugas sektor swasta dan profesi lain
Tujuan
1. Tujuan Umum : agar semua balita umur 0 - 5 tahun dan anak pra sekolah umur 5 – 6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan Khusus:
Terselenggaranya kegiatan stimulasi pertumbuhan-perkembangan pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja puskesmas.
Sasaran langsung: semua anak umur 0 – 6 tahun yang ada di wilayah Puskesmas
Sasaran tidak langsung:
1. Tenaga kesehatan yang ada di lini depan
2. Tenaga pendidik, PLKB, pekerja sosial
3. Petugas sektor swasta dan profesi lain
Tujuan
1. Tujuan Umum : agar semua balita umur 0 - 5 tahun dan anak pra sekolah umur 5 – 6 tahun tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini.
2. Tujuan Khusus:
Terselenggaranya kegiatan stimulasi pertumbuhan-perkembangan pada semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja puskesmas.
·
Terselenggaranya kegiatan deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan-perkembangan pada semua balita dan anak pra sekolah di
wilayah kerja puskesmas.
·
Terselenggaranya intervensi dini pada
semua balita dan anak pra sekolah dengan penyimpangan pertumbuhan-perkembangan.
·
Terselenggaranya rujukan terhadap
kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Puskesmas.
Indikator Keberhasilan
Tahun 2010: 90% balita dan anak pra sekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Kegiatannya
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan : pemeriksaan Berat Badan/Tinggi Badan dan Lingkar Kepala.
a. Pengukuran Berat Badan
Tujuannya yaitu menentukan status gizi anak: normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
Tahun 2010: 90% balita dan anak pra sekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Kegiatannya
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan : pemeriksaan Berat Badan/Tinggi Badan dan Lingkar Kepala.
a. Pengukuran Berat Badan
Tujuannya yaitu menentukan status gizi anak: normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
·
Jadwal sesuai dengan jadwal deteksi
dini
·
Pengukuran Berat Badan: timbangan bayi
dan timbangan injak
·
Pengukuran Panjang Badan atau Tinggi
Badan: posisi berbaring dan berdiri
·
Penggunaan tabel Berat Badan /Tinggi
Badan.
b. Pengukuran
Lingkaran Kepala Anak
Tujuan: mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas
Tujuan: mengetahui lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas
·
Jadwal: 0 – 11 bulan tiap 3 bulan; 12 –
72 bulan tiap 6 bulan.
2. Deteksi dini
Penyimpangan Perkembangan: pemeriksaan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan,
Test Daya Dengar dan Test Daya Lihat.
Skrining perkembangan anak dengan KPSP (Kuisioner Pra Skrining).
Tujuan: mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
Skrining perkembangan anak dengan KPSP (Kuisioner Pra Skrining).
Tujuan: mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
·
Jadwal: umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
24, 30, ..., 72
·
Alat: formulir Kuisioner Pra Skrining
menurut umur dan alat bantu pemeriksaan
·
Lain-lain: cek pada buku pedoman
a. Test Daya Dengar
Tujuan : menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak
Tujuan : menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak
·
Jadwal: tiap 3 bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan ke atas
·
Pelaksana: tenaga kesehatan, guru TK,
tenaga PADU dan petugas terlatih
·
Alat: instrumen Test Daya Dengar menurut
umur anak, gambar binatang, mainan
·
Prosedur: cek pada buku pedoman
b. Test Daya Lihat
·
Tujuan: mendeteksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan shg kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar
·
Jadwal: setiap 6 bulan pada anak usia
pra sekolah umur 36 – 72 bulan
3. Deteksi dini
penyimpangan mental emosional: Kuisioner Masalah Mental Emosional, CHeclist of
Autisim in Todlers, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
a. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Kuesioner Masalah Mental Emosional umur 36 – 72 bulan
a. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Kuesioner Masalah Mental Emosional umur 36 – 72 bulan
·
Checklist for Autism in Toddlers umur 18
– 36 bulan
·
Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas menggunakan Abbreviated Conner Rating Scale bagi
anak umur 36 bulan ke atas.
·
Tujuan: mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental emosional pada anak pra sekolah
·
Jadwal deteksi dini : rutin tiap 6
bulan.
·
Deteksi dini autis pada anak pra sekolah
·
Tujuan: mendeteksi secara dini adanya
autis pada anak umur 18 – 36 bulan
·
Deteksi dini gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)
·
Tujuan: mengetahui secara dini anak
adanya Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
·
Jadwal: bila ada keluhan dari orang
tua/pengasuh atau ada kecurigaan nakes kader, BKB, petugas PADU, pengelola TPA
dan guru TK.
Berbicara mengenai tumbuh kembang anak memang penting sekali bagi kita para orang tua untuk mendeteksinya sedini mungkin, agar kita tahu sudah sampai mana perkembangan yang dialami oleh si kecil. Untuk itu saya akan berbagi tips optimalkan tumbuh kembang anak agar si kecil dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
BalasHapus